Minggu, 30 September 2012

Simpul untuk Rappeling


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBwgYp2ZiOv86aBwnkSNIk7Qet_0eS2oqV1z1upShs2btGbc9rUmLAHPHP_7d5KEGaz8bMvmDRiJrNW8jSSQBY3o0A19SmUG0JYoKCGxcQtqAFUIm9FQGLPGXlisUYbvIqr4ybUrJg6mg/s1600/repelling.jpg
Jika anda telah memanjat dan perlu untuk rappeling, salah satu dari puncak jalur yang baru saja anda panjat atau berhenti karena cuaca mulai memburuk misalnya akan ada badai disertai petir, kemudian perlu menyambung tali untuk turun ke bawah. Double-rope rappeling bisa membuat anda lebih cepat untuk meluncur ke bawah, khususnya jika anda menggunakan dua tali yang panjangnya 200-feet (60 meter), anda akan terlepas dari bahaya petir.

Rappelling adalah salah satu teknik panjat paling berbahaya. Banyak kecelakaan terjadi saat rappelling. Bila anda melakukan rappelling dari tebing, anda wajib mempercayakan peralatan pada tali, descender, harness, dan semua terhubung dengan tali anda. Disamping punya anchor yang sempurna, anda perlu menyambung tali dengan sebuah simpul kuat yang akan mendukung berat anda saat rappelling.

Empat Simpul Terbaik Untuk Tali Rappeling

1. Double Figure-8 Fisherman’s Knot.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpOO7dSPSeUXJvPU1kS3Vt-23KyzZ7-4KKaMvOQNOlWcS-S1_lYbG_xyBZqGjVDaGoSnvZ5Ay1nMN4d9OjtWmyKkFBpKnu4zmQ2tM9YJrhW9tEiFJiTnL9oom9eQiEm8c8LgdP47aNqhA/s1600/1.bmp
merupakan cara umum untuk mengikat tali rappel bersama, rangkain paling kuat, dan jika diikat semestinya, tidak akan terlepas. Juga mudah dilihat untuk memeriksa dan menyakinkan ini diikat semestinya. Dan juga mudah diuraikan setelah terbebani. Ini adalah simpul terbaik untuk menyambung tali dengan diameter yang tak sama. Setelah anda menyambung tali dengan double figure-8, maka setiap ujung tali diikat dengan fisherman knot sebagai back-up.

2. Square Fisherman’s Knot.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP5ZsQtJSL4g2mIg0lGaJYnk2xxcEb6fxq1Ca_5eMrwCFc88e_-ojdEsv_EwvtLaWiUKtbYBuHIqHsE2zjaonZ8pUsTKQZgsK3AZ_8wDmlGZcK3_y7HAP0xSWiHViNzyRx9Um1oJDVPyQ/s1600/2.bmpBanyak pemanjat menyukai ini simpul karena diikat dan paling mudah diuraikan dari empat simpul ini. pada dasarnya sekedar sebuah square knot (simpul mati) yang di back-up dengan simpul double fisherman pada sisi lainnya. jika anda menggunakan simpul ini, selalu gunakan simpul backup atau jangan sampai ini terlepas. simpul mati sendirian bukan sebuah simpul yang baik untuk rappelling atau tujuan pemanjatan lainnnya. Setelah anda membuat simpul mati kunci dengan fisherman knot


3. Double Overhand Knot.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9ECkyugLJhoHGnkaAfSUTrJ_HtP40TMPCBMPaTLFmkS_8TmiaDs8CE1nz4Bt0MWiH5vmKnfIVCRRuWxKYYpX593j7vztUMY2v1vmM6UtlTxBFxwf_seR3lwthRzQW_AEr9NDnrrcVeVY/s1600/3.bmpSimpul ini, kadang-kadang disebut "simpul mati eropa," telah tenar dan sering digunakan untuk menyambung tali. Paling cepat dan paling mudah dibuat dari empat simpul lainnya dan punya lekukan yang sedikit, yang membuat ini jarang tersangkut atau membuat tali kaku. Jangan gunakan simpul ini dengan tali temali bermacam-macam diameter, sedikitnya satu kecelakaan fatal telah terjadi karena simpul ini terlepas. Sebagai alternatif, anda dapat gunakan simpul figure-8 ganda daripada simpul overhand, meskipun uji laboratorium milik Black Diamond di Salt lake City (AS) menunjukkan bahwa double overhand lebih kuat dari double figure-8 .


4. Double Fisherman’s Knot.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimsQhgcwkRTswDRKX2oBHfVH7PPYtYn5yJHrkpOenIAvHwVYdyBviEBH6zjhecrRyc7fF8LlThhXQcKqDWY5sg7zHAb_j-l-2Ie_mL_YtqwyUKnQsJTSYFOqlPwZQCWt2kBZ4HPbRgx_s/s1600/4.bmpAdalah simpul tradisional untuk menyambung dua tali, tetapi kurang disenangi dibanding simpul - simpul di atas. Simpul ini mudah membuatnya  sulit dilepaskan setelah terbebani, terutama jika tali basah. Simpul ini baik saat digunakan untuk menyambung tali diameter kecil (prusik) misal spectra untuk anchor 




Mengenal simpul sebelum menggunakannya
Semua simpul ini kuat dan aman, tetapi tentu saja harus diikat dengan tepat. Pelajari mengikat simpul ini di dasar tebing atau di rumah sebelum anda menggunakannnya pada anchor rappel pada sebuah pemanjatan, hidup anda tergantung pada simpul yang diikat semestinya. Semua simpul ini , kecuali simpul overhand ganda, diback-up dengan simpul nelayan (fisherman knot) untuk pengamanan pada sisi lainnya.


Gunakan sebuah Stopper Knot

Jika anda melakukan rappelling, selalu buat stopper knot, yaitu; simpul nelayan ganda, simpul overhand, atau simpul delapan, di kedua ujung tali sehingga anda atau partner anda tak akan melewati bagian ujung tali saat rappelling.


Pilah salah satu dari keempat simpul
Sebaiknya pilih satu simpul yang anda suka dan hanya menggunakan ini setiap kali anda menyambung tali. Jika anda menggunakan satu simpul untuk rappelling, anda akan menjadi terbiasa dengannya dan anda tahu bagaimana membuatnya; tahu bagaimana cara melepaskannya; anda tahu berapa banyak sisa yang ditinggalkan masing-masing ujung untuk membuat fisherman knot sebagai back-up. Saya selalu gunakan Double Fisherman Knot, karena ini terasa seperti simpul teraman bagi saya. Saya senang merasakan aman secara total bila saya melakukan rappelling, terutama jika itu adalah suatu rappelling dari bagunan atau tebing sangat tinggi yang menakutkan. Cobalah pada tebing kecil dan putuskan simpul rappelling yang cocok untuk anda. 

Teknik Vertikal: Single Rope Technique

Teknik Vertical : Single Rope technique

Posted by endro sambodo
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/381170_2166159527218_1643562778_1523220_649948345_n2.jpg?w=325&h=230
Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan-medan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan adalah Frog Rig System.
Teknik yang lain adalah: rope walker, Texas Rig, jumaring, Mitchele System, floating cam system.
Sistem frog rig menggunakan alat:
1.         Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: bucklet, avantee, croll, rapid, dan fractio.
2.         Chest ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali dipasang di dada. Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR.
3.         Hand ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di tangan. Di bagian bawah dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop dan cows tail.
4.         Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender: Capstand (ada dua macam: simple stop dan auto stop), whaletale, raple rack (ada dua macam: close rack dan open rack), figure of eight, dan beberapa jenis lagi yang prinsip kerjanya sama dengan figure of eight.
5.         Mailon rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk mengaitkan Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk mengkaitkan dua loop seat harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti descender berikut karabiner friksinya dan cowstail.
6.         Foot loop , dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal ini sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang
7.         Cows tail, memiliki dua buat ekor. Satu terkait di hand ascender, dan satu lagi bebas, dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan intermediate, deviasi, melewati sambungan, tyrolean, dan traverse.
8.         Chest harness,untuk melekatkan chest ascender agar lebih merapat ke dada. Sehingga memudahkan gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat melewati sambungan tali. Chest harness lebih baik jika dapat diatur panjang pendeknya (adjustable), sehingga memudahkan pengoperasian, terutama apabila terjadi kasus dimana chest ascender terkunci di sambungan atau simpul, atau pada saat rescue.
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/srt.jpg?w=604
(Gambar dari katalog Petzl )
Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan.
·         Melewati intermediate anchor
·         Melewati deviation anchor
·         Melewati sambungan tali
·         Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali.
·         Meniti tali dengan medan slope (miring)
Ascending
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/ascending1.jpg?w=604
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/ascending2.jpg?w=604
(Gambar dari katalog Petzl)
Meniti tali keatas dengan menggunakan dua alat Ascender. Untuk Teknik Frog System menggunakan Jammer atau Basic Jammer pada bagian atas yang didorong dengan tangan dan menggunakan Croll (Chest Ascender) yang dipasang didada.
Sebelum memulai meniti tali harus memperhatikan pemasangan alat yang benar.
Pemasangan Croll harus benar-benar rapat kebadan, agar supaya pada saat naik Croll tetap tegak lurus yang memudahkan melewati tali.
Untuk mendapatkan ikatan Chest Harness yang pas, sebaiknya memasangnya dengan sambil membungkuk atau mengencangkannya kembali setelah Croll terpasang ditali.
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/8.jpg?w=604
Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.
Rappelling (Descending/Abseiling)
Teknik menuruni tali dengan menggunakan peralatan Descender. Umumnya peralatan yang digunakan adalah Bobbins (Capstand) jenis Simple atau Autostop. Kemudian menambahkan carabiner Non Screw untuk menambah friksi pada tali agar lebih mudah mengontrol laju dan merubah arah tarikan tali kesamping atau keatas. Dibawah ini tahapan ketika akan melakukan rappelling :
Memasang Descender
Pasang cowstail pada carabiner anchor atau pada tali diantara main anchor dan back up anchor. Kemudian buka pintu descender lalu lilitkan tali sesuai dengan gambar yang tertera pada alat. Kencangkan tali dengan menarik tali sekuat kuatnya dan masukan tali pada carabiner friksi. Lihat gambar dibawah :
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/2.jpg?w=604
Mengontrol Laju
Pada saat melakukan Rappelling, yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengontrol laju atau kecepatan turun.
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/3.jpg?w=604
Mengunci Descender
Mengunci dilakukan pada saat akan memasang anchor, beristirahat ditali dan kadang – kadang pada saat melewati Intermediate, sebelum memulai Rappelling atau situasi lain yang mengharuskan kita mengunci descender. Lihat gambar dibawah :
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/4.jpg?w=604


PERHATIAN:
·         Latihan ini harus dilakukan mengunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi standar
·         Latihan harus dibawah pengawasan oleh ahli.
·         Berlatihlah pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi.
·         Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat: membebani alat melebihi beban normal, beban dengan arah abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya.
·         Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat aman.
·         Pernah melakukan latihan teknik tertentu bukanlah jaminan bahwa kita sudah menguasai teknik tersebut.
·         Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik yang lain.
·         Berlatihlah dengan selalu ditemani oleh orang lain yang juga memahami SRT.
·         Berniatlah berlatih untuk menolong orang lain dan diri sendiri.
·         Hindarilah terjadinya kecelakaan di gua untuk orang lain maupun diri sendiri.